I. PENDAHULUAN
Tanaman melati merupakan salah satu tanaman hias yang sudah banyak dikenal dan banyak manfaatnya. Di samping sebagai tanaman hias, melati dapat digunakan sebagai pengharum, bunga rangkai, bunga tabur, parfum, pewangi teh dan obat tradisional (Suhendar 1990 dan Herlina, 1991).
Sebagai bunga rangkai maka bunga melati mempunyai kelebihan dibandingkan bunga-bunga lainnya yaitu dari bunga melati dapat dibuat rangkaian bunga yang bentuknya dapat disesuaikan dengan keinginan dan situasi dari rangkaian bunga tersebut akan digunakan. Dengan keahlian dan kreativitas para perangkai maka roncean bunga melati dapat dibuat bentuk rangkaian bunga yang mempesona dalam sejuta gaya (Setijati dan Rivai, 1991).
Nilai ekonomi melati bukan hanya terbatas untuk memenuhi permintaan konsumen di dalam negeri sebagai bunga rangkai dan roncean, namun dapat dijadikan bahan dasar industri minyak wangi dan kosmetika, bahan baku pengharum dan penyedap minuman teh. Salah satu altematif pendayagunaan bunga melati lain yang berprospek cerah adalah ekstraksi menjadi minyak. Minyak melati yang dikenal dengan sebutan Jasmine absolut sangat dibutuhkan untuk bahan baku industri minyak wangi jasmine, pewangi teh, bahan pewangi sabun, cat, tinta, karbol, semir sepatu, pestisida maupun kain (Marcell, 1992).
Tanaman melati diklasifikasikan dalam suku Oleaceae marga Jasminum. Terdapat sekitar 200 jenis melati yang telah diketahui namanya di seluruh dunia, baik yang tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis (Pizzetti and Cocker, 1968). Masing-masing jenis melati dibedakan berdasarkan perbedaan bentuk tanaman dan warna bunganya.
Inventarisasi jenis-jenis melati merupakan upaya untuk memperoleh suatu kumpulan informasi mengenai jenis-jenis melati sebagai bahan untuk penelitian dan pengembangannya.
Melati tergolong tanaman perdu berkayu sehingga perbanyakannya dengan cara vegetatif seperti rundukan, cangkok dan penyetekan bisa dilakukan (Sunarjono, 1984; Hartmann dan Kester, 1990). Pencangkokan dan rundukan menjamin keberhasilan perbanyakan, namun jumlah bibit yang didapat terbatas, sehingga perbanyakan secara setek merupakan pilihan paling sesuai untuk menghasilkan bibit dalam jumlah besar, cepat dan mudah karena tidak memerlukan keahlian khusus dalam penanganannya. Namun masalah utama dalam penyetekan melati adalah persentase setek yang tumbuh tidak terlalu tinggi (Palupi, 1981).
Produksi bunga melati yang telah dicapai petani di Indonesia rata-rata sekitar 4-5 kg/ha/hari pada musim penghujan dan mencapai 2-3 kg/ha/hari pada musim kemarau (Santosa, 1991). Di negara maju seperti Perancis, produksi bunga melati mencapai 3000-4000 kg/ha/tahun dan Italia produksi melati mencapai 4500-5500 kg/ha/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi bunga melati di Indonesia masih jauh lebih rendah, sedangkan peluang ekspor bunga melati ke pasaran intemasional masih terbuka luas, mengingat Indonesia saat ini baru mampu memenuhi sekitar 20 % dari kebutuhan bunga melati di pasaran dunia (Hikman, 1991). Oleh karena itu perlu upaya memperbaiki teknik budidayanya agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Areal pertanaman melati di P. Jawa cukup luas dan mampu menjadi sumber penghasilan bagi penanamnya. Namun pengendalian hama dan penyakitnya pada umumnya masih menggunakan pestisida pada hal hasilnya terutama untuk bahan baku pewangi teh. Cara pengendalian tersebut selain mahal, residunya dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna maupun lingkungannya. Informasi tentang jenis-jenis hama penyakit dan beberapa aspek bioekologinya merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian tentang altematif cara pengendalian yang lebih aman tetapi tetap efektif sesuai dengan konsep pengendalian hama secara terpadu yang lebih menggunakan pendekatan ekologi (Maryam dkk, 1994).
II. HASIL-HASIL PENELITIAN
JENIS-JENIS MELA TI
Sampai saat ini jenis-jenis melati hasil inventarisasi Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas adalah sebagai berikut:
a. Jasminum sambac
Tanaman yang berbentuk perdu merambat setinggi 0,3 sampai 3 meter ini lebih dikenal sebagai melati Arab, meskipun asalnya dari India.
Terdapat beberapa varietas Jasminum sambac berdasarkan bentuk bunganya, yaitu :
Jasminum sambac ‘Maid of Orleans’: Bunganya tunggal berwama putih bersih dengan mahkota yang terbuka. Muncul dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 12 kuntum. Tanamannya berupa perdu yang menjalar sampai setinggi 50 cm. Waktu masih muda merupakan tanaman tegak. Batangnya berbentuk segiempat. Daunnya oval atau ellips dengan permukaan atas berwarna hijau rnengkilap. Tumbuh baik di dataran rendah sarnpai 600 meter, tetapi paling banyak dikebunkan di dataran rendah untuk pengharum teh.
Di daerah sentra produksi melati terdapat dua jenis Jasminum sambac ini yaitu Jasminum sambac ‘Ernprit’ mempunyai ciri khusus bunganya runcing seperti paruh burung emprit dan Jasminum sambac ‘Kebo’ mempunyai ciri khusus kuncup bunganya bundar (Soedjono dan Badriah, 1993).
Jasminum sambac varietas ‘Grand Duke of Tuscany’ dengan sosok bunganya besar, tumpuk, berwarna putih bersih, harumnya lebih tajam dibandingkan Jasminum sambac ‘Maid of Orleans’, mahkota bunga berlapis-lapis dan muncul secara tunggal, besarnya hampir sama dengan bunga mawar mini. Daunnya berhadap-hadapan 2 sampai 4 daun. Di Indonesia melati ini dikenal dengan sebutan melati Bangkok dengan alasan penggemar mendapatkannya dari Bangkok.
Jasminum sambac ‘Rose Pikake’
Mahkota bunganya tumpuk atau berlapis-lapis dan muncul secara tunggal hampir sama dengan Jasminum sambac ‘Grand Duke of Tuscany’.
Jasminum sambac ‘Menur’
Ditemukan di beberapa pekarangan atau taman sebagai pengindah lingkungan. Bunganya putih, waktu mekar bunga selama dua hari, selanjutnya petalnya berubah warna menjadi ungu kebiruan. Bentuk mahkota bunganya tumpuk atau berlapis-lapis dan bentuk kuncupnya bundar. Tergolong kurang rajin membentuk bunga. Diameter bunga 2-3 cm dengan jumlah petal 25-27. Setiap tangkai terdiri dari 3 kuntum, salah satu diantaranya dengan kuntum tengah mekar terlebih dahulu. Bentuk daun bulat telur (oval), tersusun dua-dua saling berhadapan, permukaannya bergelombang. Lebar daun 2,0-6,5 cm dan panjangnya 4,0-8,0 cm. Tinggi tanaman mencapai 2 meter, berbentuk semak dengan jarak antar ruas 2,0-6,5 cm daunnya dua berhadap-hadapan.
Jasminum sambac mini
Mempunyai ciri khusus yaitu petalnya tunggal dengan susunan dua rangkaian. Bentuk batang dan daunnya rnirip Jasminum sambac ‘Maid of Orleans’.
b..Jasminum multiflorum (Star Jasmine)
Banyak tumbuh liar di dataran rendah sampai daerah setinggi 1600 meter dari permukaan laut, baik di tempat yang bersinar matahari penuh atau agak rindang. Mempunyai ciri khusus yaitu bunganya menggerombol umumnya tumbuh di ujung tanaman yang terdiri dari 3 sampai 15 kuntum,sejak kuncup sampai mekar berwarna putih. Bentuk bunga seperti bintang dengan jumlah petal 7-9, kuntumnya tunggal dengan tepi petalnya lancet dan kuncupnya runcing. Diameter bunga berukuran 3,0-3,5 cm. Umumnya dipakai sebagai tanaman pagar dan pergola karena cepat tumbuh rindang dan berbunga rajin serta aromanya harum. Tanamannya tumbuh merambat sepanjang 2-10 meter. Batang dan daunnya ada yang berbulu ada yang tidak. Orang Inggris menyebutnya Star Jasmine, Hair Jasmine dan Angel Jasmine (Soedjono dan Badriah, 1991; Suhendar, 1990). Bentuk daunnya bulat telur ukuran lebarnya 2,0-5,0 cm dan panjangnya 2,0-6,5 cm. Jarak antar ruas daun 3-5 cm.
Sampai saat ini telah diinventarisasi tiga jenis melati yang termasuk Jasminum multiflorum ini yaitu bentuk tepi petalnya meruncing, bentuk tepi petalnya bundar dan bentuk tepi petalnya bundar namun lebih tipis dari 2 jenis yang disebut pertama.
c. Jasminum officinale (Melati Gambir)
Disebut juga melati Spanyol, tetapi asal tanamannya dari India.
Tanamannya tumbuh agak merambat berupa perdu, batangnya lemah dibandingkan melati sambac. Daunnya sempit dan kecil, majemuk bersirip ganjil, berstektur halus dan berwarna hijau terang. Bunganya kecil, panjangnya 2-3 cm. Warnanya merah tua atau merah gambir ketika masih kuncup dan jadi putih sesudah mekar. Bunganya berupa bunga tunggal dengan mahkota bunga terdiri atas 5 kelopak. Melati ini dikenal sebagai melati gambir. Bunganya dipetik untuk bahan campuran teh. Tanaman ini dikenal dengan nama ilmiah Jasminum officinale varietas grandiflorum, tetapi sebelumnya ada yang menyebutnya Jasminum grandiflorum.
Dari jenis-jenis yang telah disebutkan maka Jasminum sambac ’emprit’ dan ‘kebo’ serta Jasminum officinale (melati gambir) mempunyai prospek diusahakan untuk memenuhi konsumen. Jenis melati ini terutama dikonsumsi untuk bunga tabur, sebagai agroindustri pewangi teh, minyak wangi, bahan pengharum ruangan dan lain-lain. Jenis-jenis yang dibudidayakan sebagai penghias taman, pagar, pergola terutama adalah jenis Jasminum multiflorum dan Jasminum sambac varietas ’emprit’ dan ‘kebo’. Jenis yang biasanya digunakan untuk rangkaian dan roncean adalah Jasminum sambac varietas ’emprit’ dan ‘kebo’. Sedangkan jenis-jenis yang dibudidayakan sebagai tanaman pot adalah Jasminum sambac varietas ‘Maid of Orleans’,’Grand Duke of Tuscany’, mini dan menur.
PERBANYAKAN TANAMAN
Penelitian yang dilakukan pada 2 species melati yaitu Jasminum multiflorum dan Jasminum sambac ‘Maid of Orleans’ dengan menggunakan setek ujung, tengah dan pangkal yang direndam dalam larutan IBA dengan konsentrasi 0, 50, 100, 150, 200, 250 dan 300 ppm selama 24 jam menunjukkan bahwa konsentrasi IBA 100, 150 dan 200 ppm meningkatkan jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah daun Jasminum sambac. Sedangkan pada Jasminum multiflorum pada konsentrasi IBA 100, 150 ppm dan rootone mampu meningkatkan panjang tunasnya (Soedjono, 1994).
Percobaan perbanyakan dengan setek dari enam varietas melati menunjukkan bahwa varietas melati nyata berpengaruh terhadap jumlah akar dan panjang akar setek. Jumlah akar dari setek Jasminum sambac kebo adalah terbanyak sedangkan Jasminum sambac ‘Grand Duke of Tuscany’ paling sedikit. Jasminum sambac menur mempunyai akar terpanjang sedang Jasminum multiflorum terpendek (Badriah dan Soedjono, 1993).
Bahan setek berpengaruh nyata terhadap panjang akar yaitu bahan setek muda mempunyai akar lebih panjang dari pada bahan setek tua.
Tabel 1: Rata-rata Panjang Tunas, Jumlah Akar dan Panjang Akar dari 6 Varietas Melati dan 2 Macam Bahan Setek
Perlakuan |
Panjang Tunas |
Jumlah Akar |
Panjang Akar |
(cm) |
|
(cm) |
|
Varietas Melati |
|
|
|
J.sambac Bangkok |
4,62 A |
0,94 B |
4,81 B |
J.sambac Emprit |
8,96 A |
1,89 AB |
2,88 B |
J.sambac Kebo |
5,10A |
3,68 A |
4,09 B |
J.sambac Rose Pikake |
6,52 A |
2,07 AB |
4,95 B |
J.sambac Menur |
5,65 A |
2,58 AB |
8,67 A |
J.sambac multiflorum |
7,52 A |
3,03 A |
2,87 B |
Macam Bahan Setek |
|
|
|
Setek Muda |
7,33 A |
2,20 A |
5,31 A |
Setek Tua |
5,52 A |
2,52 A |
4,02 B |
PENGARUH PEMBENAH TANAH DAN PUPUK NITROGEN
Salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah memperbaiki kondisi tanah dengan pemberian pembenah tanah agar tanah menjadi gembur sehingga unsur hara yang tersedia mudah diserap tanaman. Didalam perbaikan kesuburan tanah terdapat dua macam pembenah tanah yaitu alami dan buatan. Pembenah tanah alami berupa kompos, pupuk kandang, jerami padi, tumbuhan kering atau rumput-rumputan. Pemberian pupuk kandang + agrovit menghasilkan jumlah tunas dan daun serta berat tanaman terbesar (Tabel 2).
Pupuk nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro essensial, tersedianya di dalam tanah sangat penting untuk merangsang pertumbuhan tanaman, yaitu akan merangsang pembentukan tunas samping atau percabangan sehingga dapat menunjang bunga. Pemberian pupuk urea 10 gr/tanaman dapat meningkatkan ukuran tanaman, jumlah tunas dan daun terbesar (Tabel 2) (Wuryaningsih dkk, 1994).
Tabel 2: Pengaruh Pembenah Tanah dan Pupuk N terhadap rataan Tinggi Tanaman, Jumlah Tunas, Jumlah Daun dan Berat Tanaman Jasminum sambac
Perlakuan |
Tinggi Tanaman |
Jumlah Tunas |
Jumlah Daun |
Berat Tanaman |
(cm) |
|
|
(gr) |
|
Pembenah Tanah |
|
|
|
|
Tanpa Pembenah Tanah |
42,83 A |
10,25 C |
91,38 C |
103,8 B |
Pupuk Kandang (PK) |
50,69 A |
14,54 B |
117,30 B |
136,6 B |
Agrovit |
49,79 A |
14,75 B |
112,50 B |
139,2 B |
PK+ Agrovit |
55,08 A |
17,88 A |
150,80 A |
186,5 A |
Pupuk Urea |
|
|
|
|
0 g/Tanaman |
39,79 b |
11,17 c |
85,75 c |
109,5 b |
5 g/Tanaman |
45,60 b |
14,50 b |
117,00 b |
144,8 a |
10 g/Tanaman |
56,79 a |
16,63 a |
151,10 a |
160,1 a |
15 g/Tanaman |
56,21 a |
15,13 b |
128,20 b |
151,7a |
Keterangan: Angka rataan tiap kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama menunjukkan beda nyata menurut Uji Beda Nyata Jujur 5%.
BIOLOGI HAMA DAN PENYAKIT
Hasil identifikasi terhadap hama dan penyakit yang dikumpulkan dari lokasi-lokasi pengamatan tersaji pada Tabel 3 (Maryam dkk, 1994).
Tabel 3 : Hama dan Penyakit yang Dijumpai Menyerang Tanaman Melati di Beberapa Lokasi di Jawa Tengah dan Jawa Barat
Hama/Penyakit |
Lokasi Pengamatan |
Hendecasis duplifascialis (Lepidoptera: Pyralidae) |
Pekalongan, Tegal, Pemalang |
Palpita unionalis (Lepidoptera: Pyraustidae) |
Pekalongan, Tegal, Pemalang Cianjur |
Nausinoe geometralis (Lepidoptera: Pyralidae) |
Pekalongan, Tegal, Pemalang |
Thrips sp (Thysanoptera: Thripidae) |
Pekalongan, Tegal, Pemalang |
Pseudococcus longispinus (Pseudococcidae : Homoptera) |
Cianjur |
Fusariumsp |
Pekalongan, Tegal, Pemalang Cianjur |
Gloeosporum sp |
Pekalongan, Tegal, Pemalang Cianjur |
Pestalotia sp |
Pekalongan, Tegal, Pemalang Cianjur |
Rust (Cendawan Karat) |
Pekalongan, Tegal, Pemalang Cianjur |
Pada musim kering hama lebih menjadi masalah dibandingkan penyakit. Tiga jenis hama dijumpai paling banyak menyerang tanaman melati pada saat dilakukan penelitian yaitu Palpita unionalis, Nausinoe geometralis dan Hendecasis duplifasdalis.
Palpita unionalis melewati masa telur 2-4 hari, masa larva 22-25 hari, masa kokon 15 hari dan masa imago 19 hari.
Nausinoe geometralis masa telurnya berlangsung selama 3-6 hari,masa larva 17 hari, masa kokon 6 hari dan masa imago 5 hari.
Ditemukan empat jenis cendawan pada tanaman melati yang diduga patogenik yaitu Fusarium sp., Gloesporium sp., Pestalotia sp dan cendawan penyebab karat.
STUDI AGRIBISNIS
Berdasarkan perhitungan diperoleh nisbah R/C 1,22 dengan keuntungan bersih Rp 10623 478/ha/5 tahun atau Rp 2 124 096/ha/tahun. (Tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani melati menguntungkan dan efisien serta bisa dikembangkan.
Tabel 4 : Analisis Pendapatan Usahatani Melati per Hektar Selama 5 Tahun (1989 s/d 1993)
Keluaran |
Volume |
Total (Rp) |
Hasil Produksi (kg/ha) |
51.854 |
—- |
Total Penerimaan |
|
44.072.500 |
Pendapatan Bersih |
|
10.623.478 |
R/C Ratio |
|
1.22 |
B/C Ratio |
|
0.22 |
Petani melati di Tegal tidak banyak mempunyai altematif dalam menjual hasilnya. Petani tidak dapat langsung memasarkan ke pabrik teh maupun mengecer ke pasar, karena dalam saluran pemasaran sudah ada mekanisme yang kuat dalam pemasaran terutama dalam penentuan rantai pemasaran pedagang mempunyai kekuatan yang lebih besar (Komar,dkk, 1993).
Tabel 5: Analisis Titik Impas Usahatani Melati per hektar Selama 5 tahun (1989 s/d 1993)
Uraian |
Titik Impas |
Melati (Rp/kg) |
693,30 |
Produktivitas (kg/ha) |
51854 |
Nilai Produksi (Rp/ha) |
35950 378 |
Biaya Produksi (Rp/ha) |
35949 022 |
Pendapatan (Rp/ha) |
1349 |
Biaya Variabel (Rp/kg) |
641 |
BiayaTetap(Rp/ha) |
2700 000 |
Nilai titik impas usahatani melati pada saat survai (1993) terjadi apabila tingkat harga Rp 693,30/kg (Tabel 5). Keadaan ini menunjukkan bahwa apabila harga berada di bawah harga titik impas maka petani akan mengalami kerugian. Harga di bawah titik impas terjadi biasanya pada musim penghujan, karena produksinya melimpah melebihi kebutuhan. Harga terendah bisa mencapai Rp 450/kg sedangkan harga tertinggi bisa mencapai Rp 2000/kg yang dapat terjadi pada musim kemarau.
DAFTAR PUSTAKA
Backer, C.A. dan Bakhuizen, 1965. Flora of Java. N.V.P.Noordhoff. Groningen. Netherlands. Hal. 216-218.
Badriah, D.S; S. Soedjono. 1994. Perbaikan varietas melati. Laporan penelitian Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas 4p.
Bailey, L.H. 1947. The standard cyclopedia of horticulture. Mac Millan. New York. Hal: 1718-1719.
Hartmann, T. and D.E. Kester. 1990. Plant Propagation. Prentice Hall of Hindia, New Delhi. 649 hal.
Herlina, D. 1991. Melati Si Puspa Bangsa. Florikultura Indonesia.
Yayasan Bunga Nusantara. Jakarta: 5-6.
Komar, D; T. Sutater dan Samijan, 1993. Studi agribisnis melati. Laporan penelitian Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. 12p.
Marcell, R. 1992. Prospek budidaya bunga melati. Dokumentasi Bina Swadaya. Jakarta. hal9.
Maryam, Abn, I. Djatnika dan Samijan. 1994. Hama penyakit tanaman melati serta beberapa aspek bioekologinya. Laporan Penelitian. 5 hal. (Tidak dipublikasikan).
Palupi, R. 1981. Pengaruh taraf konsentrasi IBA, NAA dan konsentrasi IBA dan NAA terhadap pertumbuhan setek kakao. Dep. Agronorni IPB. Bogor. 44 hal.
Pizzeti,I and H.Cocker. 1968. Flowers. A guide for your gardens. Harry N. Abrams, Inc. New York.
Setijati, D.S. dan M.A. Rivai. 1991. Mengenal Nusantara melalui kekayaan floranya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional. Bina Karya. Bogor: 5-6.
Soedjono, S. 1994. Upaya perbanyakan melati Jasminum multiflorum dan Jasminum sambac dengan setek dan zat pengatur tumbuh asam indol butirat. Laporan penelitian Sub Balai penelitian Hortikultura Cipanas, 19p.
Soedjono, S. dan D.S. Badriah. 1993. Inventarisasi varietas melati (Jasminum sp). Bul. Penel. Tan. Hias 1(1) : 99-112.
Suhendar, A.G. 1990. Melati. Penebar Swadaya. Jakarta. 86 hal.
Sunarjono, H. 1984. Pengantar pengetahuan dasar hortikultura.
Bandung. Sinar Baru. hal: 29-31.
Wuryaningsih, S; S. Soedjono dan P.Banguningtyas, 1994. Pengaruh pembenah tanah dan pupuk nitrogen pada pertumbuhan melati (Jasminum sambac Ait). Laporan Penelitian Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas, 10 p.
SUMBER : Wuryaningsih, S. 1994. MELATI. Dalam : Penelitian Tanaman Hias Pelita V Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas.A1-9. ISBN: 979-83
bisakah saudara membantu saya alamat petani pembibit melati yang baik di tegal maupun pemalang?. TQ
Area melati di Kabupaten Tegal sangat sempit, hanya dipinggir pantai denga luas 200 ha, untuk mencukupi kebutuhan pabrik dan ekspor singapura tidak cukup, sementara harga melati di lokal sangat rendah, melati di pantura merupakan kekhasan lokal dan daya saing skala nasional, untuk itu perlu perhatian pemerintah dan stakeholders, agar tetap di pertahankan potensi lahan. Incaran investor sebagai pengembang kawasan industri pada lahan melati di pantura perlu dihentikan, agar kearifan lokal dan system ekologis pantura tetap terjaga. salam hijau.
Saya sangat setuju dengan komentar bapak, mudah-mudahn para pengambil kebijakan dapat memahami, bahkan potensinya dapat lebih ditingkatkan dengan label kemasan ekspornya dari Tegal. Terima kasih Pak Aksan.
tolongdong di jelasin tentang cara pengembang biakan melati,secara jelas dan terperinci harus di bagai manakan.?
trimakasih…………..
Dewi bisa membaca artikel lainnya tentang melati di blog saya, salah satunya membahas mengenai perbanyakan tanaman melati. Mudah – mudahan apa yang diinginkan bisa terpenuhi. Terma kasih
kebetulan saya sedang cari harga melati, namun sayang yang dipakai harga lama sekali bu… anyway semua bermanfaat.
saya sedang mencari informasi cara pengolahan minyak bunga melati. Dimana bisa membeli alat pengolah minyak bunga melati tersebut.
mohon informasinya.
bagaimana cara pengolahan minyak bunga melati skala kecil?
Yth Bapak Bambang Irianto
Bapak bisa menghubungi Ibu Sulusi No HP 08161948657 atau Ibu Suyanti No HP 08158839047, beliau menulis tentang cara pembuatan minyak atsiri diantaranya melati. Mudah-mudahan bapak bisa memperoleh informasi sesuai dengan yang diperlukan
https://wuryan.wordpress.com
Ibu,
beberapa waktu belakangan ini saya pernah melihat pohon bunga melati yang cukup kokoh batangnya, dan bunga nya cantik dan indah sekali, warna kuncup nya putih kekuningan dan tangkai kuntumnya cenderung orange..
mohon bantuan termasuk melati jenis apakah itu namanya, dan apakah cukup mudah untuk didapat dan dikembangkan ?
sekedar info lain, dulu saya pernah melihat jenis ini di kalimantan di banjarmasin bisa tumbuh sampai tinggi dan rindang
demikian tks
sar_djane, jakarta.
Yth sar_djane
Waduuh, mohon maaf saya belum dapat menjawab langsung nama melati yang bapak maksudkan, mungkin kalau bapak kirimkan/lampirkan fotonya barangkali saya bisa mengenalinya.
Terima kasih
https://wuryan.wordpress.com
bu mohon maaf sebelumnya saya lagi mencari pengaruh iklim terhadap tanaman MELATI secepatnya dan mohon kirim langsung ke email saya.
terima kasih
Yth rini,
Ibu bisa mencermati tulisan pada blog saya mengenai : Daya hasil 14 kultivar melati di dua lingkungan, Pengaruh Lingkungan Tumbuh dan Pemberian Kalium Nitrat terhadap Hasil Bunga Melati serta Budidaya Melati. Semoga bermanfaat.
https://wuryan.wordpress.com
Ibu,
Saya perlu info mengenai pengawet bunga melati yang sdh dipetik, ada nggak pengawet yang tidak memekarkan kuncup? dimana atau bgmn bisa saya dptkan? Mohon Bantuan Ibu utk mengirimkan ke e-mail saya. Terimakasih sebelumnya.
Yth Bapak Bob,
Terima kasih atas responnya. Mengenai pengawet bunga melati, bapak bisa membaca posting terbaru saya mengenai pasca panen melati. Semoga bermanfaat.
Terimakasih bu, boleh saya hubungi ibu? baik pertelepon maupun kunjungan? Dimana?
Ibu yang terhormat,bisa bantu saya….????alamat petani bunga mawar+melati+sedap malam dimana ya ibu…??? makasih atas bantuannya
Yth bpk/ibu anand
Waah saya kalau alamat untuk satu petani yang berusaha untuk ketiga komoditas tersebut kurang tahu, sebenarnya daftar alamatnya ada , namun lupa naruhnya. Bila tinggal di jakarta bisa mencari informasi ke pedagang bunga di Rawabelong untuk alamat tersebut. Berikut TIPS MENJUJU RAWABELONG
1. DARI BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO – HATTA
Gunakan Bus DAMRI jurusan Blok M, turun di Bunderan Slipi. Naik mikrolet M-1 I turun di JI. Sulaiman don naik ojek menuju Rawa Belong
2. DARI STASIUN GAMBIR
Naik Bus PPD 213 jurusan Grogol-Kampung Melayu. Lalu tu-run di Bunderan Slipi. Mikrolet M-1 1 turun di JI. Sulaiman don naik ojek menuju Rawa Belong.
3. DARI TERMINAL GROGOL
Gunakan Bus Metromini 91 (Batusari). Lalu turun di Bunderan Slipi. Mikrolet M-1 1 turun di JI. Sulaiman dan naik ojek menuju Rawa Belong.
Semoga bisa membantu sesuai yang diinginkan.
https://wuryan.wordpress.com
Salam bak wuryan
saya ada membeli pohon melati kelmarin di pasar tanah abg..di jual di pintu timur…saya beli dan bawa pulang ke malaysia….oleh kerna tidak kecukupan air…ia telah mati…saya ingin sekali membelinya smula…tp gi mana ya….melati ini ada di tanam di malaysia tp agak sulit utk mencarinya….apa bisa bak wuryan mmembantu saya…ianya pohon melati berwarna putih dan bunganya tidak mekar sepenuhnya bila tua….di malaysia dikenali sebagai melur telur…..
hatta
permisi…
salam kenal
Salam kenal kembali
saya berminat mengembangkan, saya ada lahan 1000 m, tapi bingung mempertimbangkan hasil produksi nanti, toloooo………………………ng, bantuin donk
Yth toko_hikmah,
Terima kasih atas responnya. Untuk hasil produksi bisa kerjasama dengan perias – perias pengantin dimana ibu berada atau diiklankan melalui website maupun internet. Semoga succes.
selamat siang mba wiryan.
saya sangat tertarik dgn artikel mba..dan mungkin akan dijadikan salah satu alternatif untuk usaha saya..ibu bisakah atau adakah buku mengenai pembuatan minyak melati.
Salam kenal ibu, saya martsiano dari jogjakarta univ islam indonesa, saya mohon ijin untuk mencuplik beberapa data dari tulisan ibu untuk tulisan saya.
terima kasih.
Salam kenal bu wuryan, saya Fikri dari tulungagung
Terkait masalah melati, saya berniat mengembangkannya menjadi minyak atsiri, akan tetapi saya masih bingung memasarkan minyak atsiri melati tersebut. Apakah bu wuryan memiliki alamat pengepul yang mau menerima minyak melati saya dengan harga yang wajar?
terima kasih
tolong,ada gak ciri khususnya ?
terima kasih
zaenal petani dan bakul (pedagang pengumpul)
kembang melati segar dari kaliprau,ulujami pemalang hp: 085869545616